Minggu, 15 Februari 2009

Ahli Manajemen Waktu

Suatu hari, seorang ahli 'Manajemen Waktu' berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak dengan mudah dilupakan para siswanya.

Ketika ia berdiri di hadapan para siswanya ia berkata, "Baiklah, sekarang waktunya kuis."

Kemudian ia mengeluarkan toples berukuran satu galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam toples.

Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, ia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?" Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah."

Kemudian ia berkata, "Benarkah? Ia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu ia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah2 batu-batu itu.

Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi, "Apakah toples ini sudah penuh?"

Kali ini para siswanya hanya tertegun, "Mungkin belum", sa-lah satu dari siswanya menjawab.

"Bagus!" jawabnya.

Kembali ia meraih ke bawah meja dan mengeluarkan sekeran-jang pasir. Ia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan bebatuan.

Sekali lagi ia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?"

"Belum!" serentak para siswanya menjawab.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus!"

Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas.

Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang para siswanya dan bertanya, "Apakah maksud dari ilustrasi ini?"
Seorang siswa-nya yg antusias langsung menjawab, "Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat me-nyisipkan jadwal lain ke dalamnya"

"Bukan", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa: Kalau kamu tidak meletak-kan batu besar itu sebagai yg pertama, kamu tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali.

Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persaha-batanmu, pendidikanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Hobby-mu, waktu untuk dirimu sendiri, kesehatanmu.

Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar ini sebagai yang pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk melakukannya. "Jika kamu mendahulukan hal-hal kecil, kerikil dan pasir, dalam waktumu maka kamu hanya memenuhi hidup-mu dengan hal-hal kecil, kamu tidak akan punya waktu berharga yg kamu butuhkan untuk melakukan hal-hal besar dan penting, yaitu batu-batu besar, dalam hidupmu.

1 komentar:

marhazach_marni hoetasoit mengatakan...

Terimakasih pastor Yacob,
izin posting ya pastor...

Tuhan memberkati