Kamis, 19 Februari 2009

HALT

Oleh Anthony Dio Martin
Ada empat situasi di mana Anda harus berhati-hati sebelum mengambil keputusan, sikap maupun perilaku anda. Keempat situasi ini dapat disingkat menjadi HALT, yang merupakan singkatan dari Hungry (lapar), Angry (marah), Lonely (kesepian), Tired (lelah).

1. H - Hungry. Pada umumnya, ketika lapar, seseorang akan sulit berpikir jernih. Seorang teman saya bahkan pernah berkata bahwa ketika ia lapar ia berbelanja dengan rakus dan tidak rasional. Rasanya semua ingin dibeli. Hindari pengambilan keputusan penting saat Anda sedang lapar.

2. A – Angry. Hati-hati dengan reaksi Anda ketika sedang marah. Pada saat seperti itu, logika Anda tidak berfungsi banyak karena Anda lebih dikendalikan oleh emosi Anda. Keputusan yang diambil pada saat sedang marah seringkali disesali belakangan. Karena itu, tunggu sampai amarah Anda reda sebelum mengambil keputusan-keputusan penting.

3. L – Lonely. Seorang pimpinan sales representative di sebuah perusahaan farmasi telah ditipu mentah-mentah oleh seorang pria yang telah beristri. Ceritanya berawal dari rasa kesepian, di mana ia membutuhkan teman untuk sharing, untuk mencurahkan isi hatinya, sampai-sampai ia mengalami cinta buta. Ia bahkan merelakan kartu kreditnya dipakai tak terbatas oleh sang pria. Belakangan ia baru sadar bahwa ia telah tertipu.

4. T – Tired. Ketika mengambil sertifikasi master saya di bidang rekrutmen dan asesmen, saya pernah mempelajari teknik stress interview. Caranya calon pelamar kerja dibuat menjadi letih dan capek menunggu. Tanpa setetes airpun mereka dibiarkan letih secara fisik lalu diobservasi. Logikanya, kalau mereka punya daya tahan tinggi, meskipun capek, mereka akan tetap bisa menjawab pertanyaan dan tes dengan baik. Cara ini banyak dipakai dalam bidang militer khususnya dalam interogasi. Tentu saja teknik ini kurang manusiawi dan sudah ditinggalkan dalam dunia rekrutmen. Tetapi ada kenyataan yang dipercaya di sini yaitu bahwa ketika kita capek, kita menjadi kurang rasional. Kita menjadi mudah terpengaruh dan sulit mengendalikan pikiran, sikap serta tindakan kita sendiri.

Keempat kondisi di atas, Hungry, Angry, Lonely, Tired akan menyebabkan Anda mengambil keputusan yang tidak rasional yang bisa merugikan Anda sendiri. Karena itu, sedapat mungkin hindari pengambilan keputusan bila Anda berada dalam situasi di atas.

Rabu, 18 Februari 2009

Pelajaran Dari Kupu-kupu

Seorang pria duduk di taman dan melihat sebuah kepompong. Ternyata calon kupu-kupu sedang berjuang selama berjam-jam untuk keluar melalui lubang itu.

Tampaknya usaha keras itu sia-sia. Tidak ada kemajuan yang berarti. Calon kupu-kupu itu telah sampai ke satu titik akhir dan tidak bisa berlanjut lagi. Pria itu memutuskan untuk membantu sang kupu-kupu.

Ia mengambil gunting dan membuka kepompong, dan kupu-kupu itu segera dapat keluar dengan sangat mudahnya. Tapi apa yang terjadi? Tubuh kupu-kupu itu tidak sempurna, bentuknya kecil dan sayapnya tidak dapat mengembang.

"Tidak lama lagi sayapnya pasti terbuka, membesar, dan berkembang." Pria itu terus memperhatikan dan berharap. Tapi itu tidak terjadi. Kupu-kupu itu malah menghabiskan seluruh hidupnya merayap dengan tubuhnya yang lemah dan sayap yang terlipat. Kupu-kupu itu tidak bisa terbang.

Pria itu berniat baik dengan perbuatannya, tapi sayangnya ia tidak mengerti, bahwa perjuangan kupu-kupu untuk lepas dari kepompongnya dengan mengeluarkan seluruh cairan dari tubuhnya adalah suatu proses yang sangat penting. Proses itu dibutuhkan agar sayapnya dapat berkembang dan siap untuk terbang begitu ia keluar dari kepompongnya, seperti yang telah ditentukan Tuhan.

Seringkali perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa cobaan, kondisi itu akan membuat kita lemah. Kita tidak akan sekuat seperti apa yang kita harapkan, kita tidak akan pernah terbang.

Kita meminta kekuatan dan Tuhan memberi kita kesulitan untuk kita hadapi yang membuat kita menjadi kuat. Kita meminta kebijaksanaan dan Tuhan memberikan kita masalah yang harus kita pecahkan. Kita meminta kemakmuran dan Tuhan berikan otak dan kekuatan untuk bekerja. Kita meminta keberanian dan Tuhan memberi kita tantangan untuk kita hadapi. Kita meminta cinta dan Tuhan memberikan orang yang dalam kesulitan untuk kita bantu. Kita meminta pertolongan dan Tuhan memberi kita kesempatan. Kita tidak menerima apa yang kita inginkan tetapi kita menerima apa yang kita butuhkan. Jalanilah hidup tanpa ketakutan, hadapi semua masalah dan yakinlah bahwa kita dapat mengatasi semua itu.

Minggu, 15 Februari 2009

Empat Langkah Penting

Oleh Brian Tracy

Bukan apa yang terjadi pada Anda, tetapi apa reaksi Anda untuk semua yang terjadi, khususnya kalau Anda menghadapi berbagai masalah yang tidak Anda harapkan. Anda akan belajar strategi yang dapat Anda gunakan untuk membuat Anda tetap berpikir dan bertindak positif dan kreatif. Ada empat hal yang dapat Anda lakukan yang akan memastikan bahwa sikap Anda tetap sebaik mungkin dalam segala situasi.

Fokus ke Masa Depan
Pertama, tantangan apapun yang Anda hadapi, pusatkan perhatian Anda pada masa depan, bukan pada masa lalu. Daripada mencari kambing hitam, siapa yang salah atau apa penyebabnya, pusatkan perhatikan Anda pada kemana arah Anda dan apa yang Anda ingin lakukan. Dapatkan gambaran jelas tentang sukses masa depan yang Anda inginkan dan ambil langkah apapun yang diperlukan agar Anda bergerak ke arah tersebut. Arahkan pikiran dan imajinasi Anda ke masa depan.

Fokus Pada Solusi
Kedua, kalau Anda menghadapi masalah, pusatkan perhatian Anda pada solusi, bukan pada masalahnya.Pikirkan dan bicarakan solusi ideal terhadap kesulitan atau penghalang tersebut dan jangan menghabiskan waktu pada masalah. Solusi selalu bersifat positif sementara masalah selalu negatif. Pada saat Anda mulai berpikir dan berfokus pada solusi, sikap Anda menjadi positif dan membangun.

Lihat Kepada Yang Baik
Ketiga, anggap ada sesuatu yang baik yang tersembunyi pada setiap kesulitan atau tantangan. Dr. Norman Vincent Peale, yang banyak mengajarkan berpikir positif, pernah berkata, ”Pada waktu Tuhan mau memberkati kita, Ia membungkusnya dalam masalah.” Semakin besar berkatNya, semakin besar juga masalahnya. Kabar baiknya adalah kalau Anda dapat melihat kepada berkatnya, Anda akan selalu mendapatkannya.

Lihat Kepada Pelajaran yang Berharga
Keempat, anggap setiap situasi yang sedang Anda hadapi saat ini adalah situasi tepat yang Anda butuhkan untuk benar-benar berhasil. Situasi ini sengaja dikirim kepada Anda untuk menolong Anda belajar sesuatu, untuk menolong Anda menjadi lebih baik, untuk menolong Anda bertumbuh dan berkembang.

Kerjakan Apa Yang Dikerjakan Orang-orang Yang Berhasil
Sikap mental positif tidak dapat diabaikan untuk kesuksesan Anda. Anda dapat menjadi sepositif mungkin seperti yang Anda inginkan kalau saja orientasi Anda selalu ke masa depan, berfokus pada solusi dan mencari yang baik. Jika Anda selalu mengerjakan apa yang dikerjakan orang-orang sukses, jika Anda menggunakan pikiran Anda untuk mengendalikan situasi, Anda akan lebih banyak bersikap positif dan ceria. Akibatnya, Anda akan mendapatkan semua yang dinikmati oleh mereka yang sukses.

Langkah Praktis Untuk Diterapkan
Pertama, selalu berorientasi pada solusi ketika Anda menghadapi kesulitan apapun. Jadikan kebiasaan untuk selalu mencari jawaban terhadap semua pertanyaan Anda, mencari solusi terhadap masalah-masalah Anda.
Kedua, carilah pelajaran berharga di dalam setiap tantangan. Buat daftar untuk setiap ide atau pelajaran yang dapat Anda peroleh bagi setiap masalah atau kesulitan.
Ketiga, tuangkan pikiran Anda di atas kertas. Ambil waktu untuk menulis setiap detil dari masalah Anda, kemudian ambil langkah berikutnya yang paling logis untuk menyelesaikannya.

Ahli Manajemen Waktu

Suatu hari, seorang ahli 'Manajemen Waktu' berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak dengan mudah dilupakan para siswanya.

Ketika ia berdiri di hadapan para siswanya ia berkata, "Baiklah, sekarang waktunya kuis."

Kemudian ia mengeluarkan toples berukuran satu galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam toples.

Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, ia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?" Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah."

Kemudian ia berkata, "Benarkah? Ia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu ia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah2 batu-batu itu.

Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi, "Apakah toples ini sudah penuh?"

Kali ini para siswanya hanya tertegun, "Mungkin belum", sa-lah satu dari siswanya menjawab.

"Bagus!" jawabnya.

Kembali ia meraih ke bawah meja dan mengeluarkan sekeran-jang pasir. Ia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan bebatuan.

Sekali lagi ia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?"

"Belum!" serentak para siswanya menjawab.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus!"

Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas.

Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang para siswanya dan bertanya, "Apakah maksud dari ilustrasi ini?"
Seorang siswa-nya yg antusias langsung menjawab, "Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat me-nyisipkan jadwal lain ke dalamnya"

"Bukan", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa: Kalau kamu tidak meletak-kan batu besar itu sebagai yg pertama, kamu tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali.

Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persaha-batanmu, pendidikanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Hobby-mu, waktu untuk dirimu sendiri, kesehatanmu.

Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar ini sebagai yang pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk melakukannya. "Jika kamu mendahulukan hal-hal kecil, kerikil dan pasir, dalam waktumu maka kamu hanya memenuhi hidup-mu dengan hal-hal kecil, kamu tidak akan punya waktu berharga yg kamu butuhkan untuk melakukan hal-hal besar dan penting, yaitu batu-batu besar, dalam hidupmu.