Selasa, 06 Januari 2009

HAPPINESS ON HOLD

We convince ourselves that life will be better after we get married,
have a baby, then another.
Then we are frustrated that the kids aren't old enough
and we'll be more content when they are.

After that, we're frustrated that we have teenagers to deal with.
We will certainly be happy when they are out of that stage.

We tell ourselves that our life will be complete when our spouse gets his or her act together, when we get a nicer car, are able to go on a nice vacation, or when we retire.


The truth is, there's no better time to be happy than right now.
If not now, when?

Your life will always be filled with challenges.
It's best to admit this to yourself and decide to be happy anyway.

Happiness is the way.
So, treasure every moment that you have and treasure it more
because you shared it with someone special,
special enough to spend your time with...
and remember that time waits for no one.



So, stop waiting....
until your car or home is paid off--
until you get a new car or home --
until your kids leave the house --
until you go back to school --
until you finish school --
until you lose 10 lbs. --
until you gain 10 lbs. --
until you get married --
until you get a divorce --
until you have kids --
until you retire --
until summer --
until spring --
until winter --
until fall --
until you die.

There is no better time than right now to be happy.
Happiness is a journey, not a destination.
So -- work like you don't need money,
Love like you've never been hurt,
And dance like no one's watching....


Author Unknown

Prasangka



Seorang wanita muda berdiri dalam antrian di boarding room dari sebuah airport yang luas. Karena harus menunggu beberapa jam, ia membeli sebuah buku untuk dibaca sambil mengisi waktu. Ia juga membeli sekantong kue kering.




Ia duduk di kursi berlengan empuk di ruang VIP untuk beristirahat sambil membaca dengan tenang. Di samping lengan kursi di mana terletak kue kering, duduk seorang pria di kursi sebelah. Pria tersebut membuka majalahnya dan mulai membaca.


Ketika si wanita mengambil satu potong kue kering, sang pria juga mengambil satu. Si wanita merasa tidak enak, tetapi tidak berkata apa-apa. Ia cuma berpikir, ”Berani banget dia! Kalau aku lagi marah akan langsung kupukul dia karena bertindak lancang.”


Untuk setiap potong kue yang diambil si wanita, si pria selalu mengambil satu potong juga. Hal ini benar-benar menjengkelkan si wanita, tetapi ia tidak mau merusak suasana yang tenang tersebut.


Ketika akhirnya tinggal satu potong kue, si wanita berpikir, ”Ah... sekarang apa yang akan dilakukan laki-laki perusak ini?”


Lalu si pria mengambil sepotong kue yang terakhir tersebut, membelahnya menjadi dua bagian dan memberikan setengahnya kepada si wanita.


”Wah!!! Ini sudah keterlaluan!!!” Si wanita sudah benar-benar marah sekarang. Dengan segera ia berdiri, mengambil bukunya dan semua barang bawaannya dan segera berlari ke tempat boarding.


Ketika sudah duduk di dalam pesawat, si wanita membuka tasnya untuk mengambil kacamatanya dan.... ia sangat terkejut. Kantong kuenya masih ada, terletak di sana....belum tersentuh dan belum dibuka.
It takes less time to do a thing right than to explain why you did it wrong, kata Henry W. L. Lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu dengan benar daripada waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan mengapa Anda melakukannya dengan cara yang salah.


Ia benar-benar merasa malu!!! Ia sadar bahwa ia telah bersalah. Ia lupa bahwa kue yang dibelinya masih tersimpan di dalam tasnya. Si pria telah membagi kuenya sendiri dengan si wanita tanpa marah atau merasa jengkel .... sementara si wanita marah sekali karena mengira ia telah terpaksa membagi kuenya dengan pria yang tidak dikenalnya. Sekarang, tidak ada kesempatan untuk menjelaskan persoalannya kepada si pria atau meminta maaf.


Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut? Ada empat, bahkan lima hal yang tidak bisa Anda batalkan setelah Anda melakukannya. Pertama, batu yang telah dilemparkan. Karena itu, kuasailah diri Anda agar tidak melempar batu kepada seseorang.


Kedua, perkataan yang telah diucapkan. Jagalah hati Anda dengan segala kewaspadaan karena perkataan yang keluar dari mulut Anda adalah luapan isi hati Anda. Sekali perkataan tesebut keluar, Anda tidak dapat menariknya kembali.


Ketiga, kesempatan yang telah hilang. Beberapa kesempatan tidak datang dua kali. Ia hanya datang satu kali dalam seluruh kehidupan Anda. Karena itu, persiapkan diri Anda untuk menghadapi kesempatan yang sewaktu-waktu bisa muncul.


Keempat, waktu setelah berlalu. Setiap orang memiliki waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari. Pergunakanlah waktu Anda dengan bijak karena sekali berlalu, Anda tidak bisa mengambilnya kembali.


Kelima, sms yang sudah terlanjur terkirim ke alamat yang salah. Karena itu berhati-hatilah! Jangan sampai pesan anda diterima orang lain yang seharusnya tidak boleh menerimanya.

Senin, 05 Januari 2009

Seven Secrets of Successful Managers

Patrick Malone

Setelah sekian tahun bekerja bersama klien dari seluruh dunia, saya berkesempatan untuk mengamati para manajer sukses luar biasa di profesi yang mereka pilih. Meski pun mereka bekerja di berbagai bidang, industri dan budaya yang berbeda, hal yang menarik pengamatan saya tidak terletak pada perbedaan itu, tetapi apa yang mereka miliki pada umumnya. Saya sangat terkesan sekali dengan pola perilaku yang mereka tunjukkan secara konsisten dalam pendekatan mereka terhadap orang lain. Bagaimana pun, mereka telah menemukan secara intuitif, tujuh rahasia berikut, yang saya percaya dimiliki oleh manajer sukses pada umumnya.

1. Teladan Yang Transparan
Manajer-manajer yang paling sukses selalu mengenakan nilai-nilai pribadi dan organisasi dalam lengan bajunya. Mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan tinggi; dan terus berusaha untuk menguasai keduanya. Dengan melakukan ini, mereka menjadikan diri mereka teladan bagi orang lain baik di dalam maupun di luar pekerjaan. Apakah itu berupa dedikasi untuk memberikan pelayanan pada konsumen, komitmen pada mutu, atau hal-hal lain, mereka mewujudkan dan mempratekkan sendiri nilai-nilai tersebut, dan senantiasa berusaha keras untuk menguasai dan memperbaikinya. Karena mereka selalu melihat pada perilaku diri mereka sendiri sebelum memandang orang lain, mereka dipercaya sebagai teladan, dan perintahnya dihormati.

2. Meminta Hal yang Sama dari Orang Lain
Mereka mampu memvisualisasikan ketrampilan, pengetahuan dan budaya yang diperlukan oleh organisasi dan pribadi untuk mencapai sukses. Mereka pun mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama sesuai dengan tuntutan perubahan. Mereka memang tidak "sabaran" dalam mengejar goal individu, namun mereka sangat sabar dalam menolong orang lain agar mau mencapai tujuan tersebut. Sekali mereka mampu meraih sejumlah orang yang mau berubah, mereka meminta dan mengharapkan kesetiaan penuh pada budaya organisasi yang baru. Misi mereka bukan untuk menciptakan sekelompok orang yang meniru mereka, namun menolong setiap orang agar bisa meraih kemampuan tertingginya. Untuk itu, mereka mencanangkan standar dan harapan tinggi untuk sukses.

3. Membimbing Orang Lain
Bagi manajer sukses, setiap berhubungan dengan orang lain adalah kesempatan untuk melakukan coaching atau pelatihan. Pelatihan meliputi pelatihan perilaku, pendidikan, memberikan dorongan, menunjukkan bagaimana seharusnya, memberikan counseling, dan lain sebagainya. Tetapi, fokus semua ini adalah untuk menolong orang lain menggapai sukses. Para manajer ini secara konstan dan aktif terlibat dalam pengembangan kinerja orang lain agar menjadi lebih berbakat dan mampu.


4. Membukukan Prestasi
Mereka memiliki standar kinerja yang dapat diukur dan dinyatakan. Mereka secara jelas menunjukkan faktor-faktor kesuksesan pada setiap orang dalam organisasi. Standar ini merupakan rencana pengembangan individu, yang karenanya dirancang sedemikian rupa untuk setiap orang dalam organisasi. Mereka memberikan wewenang sekaligus mengharap-kan pertanggungjawaban.

5. Melatih Manajer Baru Agar Bisa Melatih Orang Lain
Mereka mengakui bahwa beberapa orang dalam organisasi akan memegang tanggung jawab yang lebih besar di masa datang. Karenanya mereka menyiapkan masa depan organisasi dengan melatih orang-orang tersebut agar mampu melatih orang lain. Mereka memberikan orang-orang ini kesempatan untuk memperlebar ketrampilannya dengan mengembangkan ketrampilan orang lain.

6. Menerapkan Program yang Luar Biasa
Banyak orang yang merasa puas dengan tanggung jawab mereka saat ini. Manajer sukses tidak menggunakannya sebagai alasan untuk tidak tumbuh berkembang. Mereka senantiasa meluaskan jalan dan menemukan cara-cara baru agar orang lain pun bisa tumbuh dan mengembangkan posisinya. Mereka mengakui bahwa perkembangan dan pertumbuhan yang terus-menerus adalah perjalanan hidup yang panjang, bukanlah tujuan. Dan program yang mereka terapkan merefleksikan hal ini.

7. Mengulangi, Mengulangi, dan Mengulangi
Orang-orang sukses mengetahui bahwa tidak ada sesuatu yang dicapai dalam semalam. Manajer yang baik meraih keberhasilan mereka ini melalui konsistensi dan disiplin. Mereka pun menolong sukses orang lain melalui peneladanan dan pelatihan yang terus-menerus diulang. Mereka tahu, satu-satunya jalan untuk menjaga tingkat sukses yang tinggi adalah melalui disiplin dan pelatihan yang berulang-ulang. Pada kenyataannya, tanpa pengulangan dan latihan, 6 rahasia di atas hanya merupakan kalimat-kalimat menarik ketimbang praktek manajemen yang sukses. Semuanya akan menjadi kebiasaan yang membentuk dasar sukses yang berkelanjutan. Meski banyak rahasia untuk sukses, tampak sekali hal-hal yang sebenarnya common sense. Meski tampaknya mudah dimengerti, namun rahasia ini sulit untuk dilaksanakan. Dan hanya dengan sungguh-sungguh menerapkannya, sukses menunjukkan perbedaannya dari mereka yang cuma main-main.

Life Is A Gift

Today before you think of saying an unkind word –
Think of someone who can't speak.
Hari ini, sebelum Anda hendak mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, pikirkanlah seseorang yang tidak dapat berbicara

Before you complain about the taste of your food –
Think of someone who has nothing to eat.
Sebelum Anda mengeluh karena makanan,
pikirkanlah seseorang yang tidak punya sesuatu untuk dimakan

Before you complain about your husband or wife - Think of someone who's crying out to God for a companion.
Sebelum Anda mengeluh karena suami atau isteri Anda,
pikirkanlah seseorang yang ingintetapi belum dapat jodoh

Today before you complain about life –
Think of someone who went too early to heaven.
Hari ini, sebelum Anda mengeluh karena kehidupan yang dihadapi,
pikirkanlah seseorang yang meinggal dalam usia muda

Before you complain about your children –
Think of someone who desires children but they're barren.
Sebelum Anda mengeluh karena tingkah laku anak-anak Anda
pikirkanlah seseorang yang ingin memiliki keturunan tetapi mandul

Before you argue about your dirty house, someone didn't clean or sweep – Think of the people who are living in the streets.
Sebelum Anda mengomel karena rumah yang kotor, tidak dibersihkan pembantu, pikirkanlah mereka yang tinggal di jalanan.

Before whining about the distance you drive – Think of someone who walks the same distance with their feet.
Sebelum Anda mengeluh karena capai menyetir jarak jauh, pikirkanlah seseorang yang harus jalan kaki menempuh jarak tersebut

And when you are tired and complain about your job - Think of the unemployed, the disabled and those who wished they had your job.
Jika Anda capai dan mengeluh karena pekerjaan, pikirkanlah mereka yang tidak punya pekerjaan, tidak mampu dan berharap dapat bekerja seperti Anda

But before you think of pointing the finger or condemning another – Remember that not one of us are without wrong doings.
Sebelum Anda menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak seorangpun di antara kita yang tidak pernah berbuat salah

And when depressing thoughts seem to get you down –
Put a smile on your face and be thankful you're alive and still around.
Dan ketika pikiran-pikiran depresi menekan Anda, tersenyumlah dan bersyukur karena Anda masih hidup dan beraktivitas

Life is a gift, live it, enjoy it, celebrate it, and fulfill it.
Kehidupan adalah sebuah karunia. Karena itu jalani dan kobarkanlah, nikmatilah, rayakanlah, dan lakukanlah tugas Anda; penuhi panggilan Anda.