Selasa, 06 Januari 2009

Prasangka



Seorang wanita muda berdiri dalam antrian di boarding room dari sebuah airport yang luas. Karena harus menunggu beberapa jam, ia membeli sebuah buku untuk dibaca sambil mengisi waktu. Ia juga membeli sekantong kue kering.




Ia duduk di kursi berlengan empuk di ruang VIP untuk beristirahat sambil membaca dengan tenang. Di samping lengan kursi di mana terletak kue kering, duduk seorang pria di kursi sebelah. Pria tersebut membuka majalahnya dan mulai membaca.


Ketika si wanita mengambil satu potong kue kering, sang pria juga mengambil satu. Si wanita merasa tidak enak, tetapi tidak berkata apa-apa. Ia cuma berpikir, ”Berani banget dia! Kalau aku lagi marah akan langsung kupukul dia karena bertindak lancang.”


Untuk setiap potong kue yang diambil si wanita, si pria selalu mengambil satu potong juga. Hal ini benar-benar menjengkelkan si wanita, tetapi ia tidak mau merusak suasana yang tenang tersebut.


Ketika akhirnya tinggal satu potong kue, si wanita berpikir, ”Ah... sekarang apa yang akan dilakukan laki-laki perusak ini?”


Lalu si pria mengambil sepotong kue yang terakhir tersebut, membelahnya menjadi dua bagian dan memberikan setengahnya kepada si wanita.


”Wah!!! Ini sudah keterlaluan!!!” Si wanita sudah benar-benar marah sekarang. Dengan segera ia berdiri, mengambil bukunya dan semua barang bawaannya dan segera berlari ke tempat boarding.


Ketika sudah duduk di dalam pesawat, si wanita membuka tasnya untuk mengambil kacamatanya dan.... ia sangat terkejut. Kantong kuenya masih ada, terletak di sana....belum tersentuh dan belum dibuka.
It takes less time to do a thing right than to explain why you did it wrong, kata Henry W. L. Lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu dengan benar daripada waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan mengapa Anda melakukannya dengan cara yang salah.


Ia benar-benar merasa malu!!! Ia sadar bahwa ia telah bersalah. Ia lupa bahwa kue yang dibelinya masih tersimpan di dalam tasnya. Si pria telah membagi kuenya sendiri dengan si wanita tanpa marah atau merasa jengkel .... sementara si wanita marah sekali karena mengira ia telah terpaksa membagi kuenya dengan pria yang tidak dikenalnya. Sekarang, tidak ada kesempatan untuk menjelaskan persoalannya kepada si pria atau meminta maaf.


Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut? Ada empat, bahkan lima hal yang tidak bisa Anda batalkan setelah Anda melakukannya. Pertama, batu yang telah dilemparkan. Karena itu, kuasailah diri Anda agar tidak melempar batu kepada seseorang.


Kedua, perkataan yang telah diucapkan. Jagalah hati Anda dengan segala kewaspadaan karena perkataan yang keluar dari mulut Anda adalah luapan isi hati Anda. Sekali perkataan tesebut keluar, Anda tidak dapat menariknya kembali.


Ketiga, kesempatan yang telah hilang. Beberapa kesempatan tidak datang dua kali. Ia hanya datang satu kali dalam seluruh kehidupan Anda. Karena itu, persiapkan diri Anda untuk menghadapi kesempatan yang sewaktu-waktu bisa muncul.


Keempat, waktu setelah berlalu. Setiap orang memiliki waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari. Pergunakanlah waktu Anda dengan bijak karena sekali berlalu, Anda tidak bisa mengambilnya kembali.


Kelima, sms yang sudah terlanjur terkirim ke alamat yang salah. Karena itu berhati-hatilah! Jangan sampai pesan anda diterima orang lain yang seharusnya tidak boleh menerimanya.

Tidak ada komentar: